PENGERTIAN BADAN USAHA
Badan usaha atau perusahaan adalah suatu organisasi yang
mengkombinasikan dan mengorganisasikan sumber-sumber daya untuk tuuan
memproduksi atau menghasilkan barang-barang dan jasa untuk dijual.
KOPERASI SEBAGAI BADAN USAHA
Koperasi adalah badan usaha (UU No.25 tahun 1992). Sebagai
badan usaha, koperasi tetap tunduk terhadap kaidah-kaidah perusahaan dan
prinsip –prinsip ekonomi yang berlaku. Dengan mengacu pada konsepsi system yang
bekerja pada suatu badan usaha, maka koperasi sebagai badan usaha juga bearti
merupakan kombinasi dari manusia, asset-aset fisik dan non fisik, informasi,
dan teknologi.
Ciri utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha
lainnya (non koperasi) adalah posisi anggota. Dalam UU No. 25 tahun 1992
tentang perkoperasian disebutkan bahwa,
anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi.
Koperasi sebagai lembaga ekonomi yang dibentuk dari, oleh
dan untuk anggota diharapkan dapat memberikan peluang pengembangan usaha para
anggota pada khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya didalam rangka
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial, sebagaimana dimaksud pasal 4
Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, bahwa fungsi dan peran
koperasi adalah:
- Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosial.
- Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat.
- Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian dengan koperasi sebagai sokogurunya.
- Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
Koperasi sebagai salah satu tiang penyangga perekonomian
nasional selain Badan Usaha Milik Negara (BUMN/D). Maka koperasi sebagai badan
usaha dan sekaligus lembaga ekonomi yang mengembangkan sistem ekonomi
kerakyatan yang memiliki nilai jati diri yang berbeda dengan organisasi ekonomi
lainnya, maka koperasi diharapkan juga mmapu berperan aktif sebagai lembaga
yang dapat melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya.
Untuk itu koperasi sebagai lembaga ekonomi yang bergerak
dibidang sektor riil dan informasi dituntut dapat berkiprah didalam aneka usaha
bisnisnya secara profesional dalam bingkai yang rasional sehingga koperasi
diharapkan tetap eksis, karena kehadirannya sangat memberi arti bagi anggota
dan masyarakat umum disekitarnya karena tumbuh dan berakar pada masyarakat.
Tujuan utama koperasi berfokus pada peningkatan
kesejahteraan anggota dan masyarakat, hal ini jelas terlihat pada pasal 3
Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, menyebutkan bahwa
koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam fungsinya sebagai badan usaha, koperasi tetap tunduk pada prinsip ekonomi
perusahaan dan prinsip-prinsip dasar koperasi. Khusus yang menyangkut aspek
perkoperasian, ada aspek dasar yang menjadi pertimbangan untuk mencapai tujuan
koperasi sebagai badan usaha yaitu
Status dan Motif anggota koperasi
Kegiatan usaha
Permodalan koperasi
SHU koperasi
1. Status dan
motif
Anggota koperasi adalah orang-orang atau badan hkum koperasi
yang mempunyai kepentingaan ekonomi yang sama sebagai pemilik dan sekaligus
pengguna jasa, berpartisipasi aktif untuk memngaembangkan usaha koperasi serta
terdaftar dalam buku daftar anggota.
Status anggota koperasi sebagia badan usaha adalah sebagia
pemilik (owner) dan sebagai pemakai (users).
2.. Kegiatan
Usaha
Untuk mencapai tujuannnya maka-Koperasi menyelenggarakan
kegiatan usaha yang berkaitan -dengan kegiatan usaha anggota, sebagai berikut :
unit usaha simpan pinjam;
perdagangan umum;
perdagangan, perakitan, instalasi hardware dan software dan
jaringan komputer serta aksesorisnya;
kontraktor dan konsultan bangunan;
penerbitan dan percetakan;
agrobisnis dan agroindustri;
jasa pendidikan, konsultan dan pelatihan pendidikan;
jasa telekomunikasi umum;
jasa teknologi informasi;
biro jasa;
jasa pengiriman barang;
jasa transportasi;
jasa pemasaran umum;
jasa perbaikan kendaraan dan elektronik;
jasa pengembangan dan konsultan olahraga;
event organizer;
kerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Usaha Koperasi (BUK).
klinik kesehatan dan apotek;
desain grafis dan galeri seni.
Tujuan dan Nilai Perusahaan
Tujuan perusahaan sebagai hasil akhir yang dicari organisasi
melalui ekstensi dan operasinya ada 4 alasan mengapa perusahaan harus mempunyai
tujuan
1. tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkunganya.
2. tujuan membantu mengkoordinasi keputusan dan pengambilan
keputusan.
3. tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaan
prestasi organisasi.
4. tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada
pernyataan misi.
Tujuan perusahaan tidak terbatas pada pemenuhan kepentingan
pemenuhan manajemen seperti memeksimumkan keuntungan ataupun efesiensi,tetapi
juga harus mempertimbangkan kepentingan pemilik
modal,pekerja,konsumen,pemasok,lingkungan,masyarakat dan pemerintah.
Menurut umum tujuan dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu:
1.memaksimumkan keuntungan
2.memaksimumkan nilai perusahaan
3.meminimumkan nilai biaya
A Memaksimalkan Keuntungan (Laba)
Keuntungan (laba) merupakan tujuan utama suatu
pengusaha dalam menjalankan usahanya. Proses produksi dilaksanakan seefisien
mungkin dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan. Menurut
Sunaryo keuntungan (laba) adalah selisih antaratotal pendapatan
dengan total biaya, yang merupakan insentif bagi produsen untuk melakukan
produksi. Keuntungan inilah yang mengarahkan produsen untuk mengalokasikan
sumber daya ke proses produksi tertentu.
Keuntungan total merupakan penerimaan total (TR)
dikurangi dengan biaya total (TC), Keuntungan total akan mencapai maksimum
apabila selisih positif antara TR dengan TC mencapai angka terbesar.
Secara sistematis laba dapat dirumuskan π=TR-TC, perusahaan dapat dikatakan
memperoleh keuntungan apabila selisihnya bernilai positif (π>0) dimana TR
harus lebih besar dari pada TC (TR-TC). [1]
B
Tujuan Perusahaan dalam Memaksimalkan Keuntungan
(Laba)
Dalam teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam
menganalisis kegiatan perusahan adalah “mereka akan melakukan kegiatan
memproduksi sampai kepada tingkat dimana keuntungan mereka mencapai
jumlah yang maksimum”.Berdasarkan kepada pemisalan ini dapat ditunjukkan pada
tingkat kapasitas memproduksi yang bagaimana perusahaan akan
menjalankan kegiatan usahanya.
Dalam praktek, pemaksimuman keuntungan bukanlah
satu-satunya tujuan perusahaan.Ada perusahaan yang menekan kepada volume
penjualan dan ada pula yang memasukkan pertimbangan politik dalam menentukan
tingkat produksi yang akan di capai.Ada pula perusahaan yang lebih menekankan
kepada usaha untuk mengabdi kepentingan masyarakat dan kurang mementingkan
tujuan untuk mencari keuntungan yang maksimum. Memang beberapa tujuan
yang di temui dalam praktek tersebut memberikan dalam menganalisis kegiatan
perusahaan. Tetapi, di samping menyadari kenyataan tersebut, juga di ingat
bahwa pada sebagian besar perusahaan, Intinya tujuan terpenting adalah
memaksimumkan keuntungan.Telah terbukti bahwa yang telah diberikan kepada
masyarakat telah memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya yaitu untuk memaksimalkan laba.
Efisiensi di bidang keuangan memberikan pengaruh
pada operasi perusahaan, sehingga akan meningkatkan efisiensi operasional dan
efisiensi investasi yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan laba perusahaan.
Dengan menghasilkan laba, perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan
perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain kerena laba
tersebut dapat ditanam kembali dan digunakan untuk mempertahankan atau
meningkatkan pertumbuhannya. Seperti halnya industri lain, tiap industry
juga bertujuan untuk memperoleh laba guna mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Laba yang dihasilkan tidak terlepas dari beberapa factor antara lain jumlah
hasil produksinya, modal, dan total upah tenaga kerja.
C Pendekatan-pendekatan Dalam Memaksimalkan
Keuntungan
Di dalam memaksimalkan keuntungan oleh produsen
terdapat tiga pendekatan, yaitu:
1.
Pendekatan Totalitas (Totality Approach)
Pendekatan totalitas merupakan pendekatan dengan
cara membandingkan pendapatan total(TR) dan biaya total (TC). Pendekatan
total(TC) adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan
dengan harga output per unit (P), maka TR = P.Q . Sedangkan biaya total (TC)
adalah samadengan biaya tetap (FC) ditambah dengan biaya variable(VC), maka TC
= FC + VC.
Dalam pendekatan totalitas biaya variable per
unit output dianggap konstan sehingga biaya variable adalah jumlah output (Q)
di kalikan dengan biaya variable per unit (v), maka VC=v.Q. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa π=P.Q-(FC+v.Q).
Implikasi dari pendekatan totalitas ini adalah
perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum (Maximum Selling).Sebab semakin
besar penjualan semakin besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil
keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output yang harus diproduksi
untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya output tadi dibandingkan dengan
potensi permintaan efektif.
Q
|
P
|
TR
|
TC
|
Keuntungan Total
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
|
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
|
17
18,5
19,5
20,75
22,25
24,25
27,5
32,5
40,5
52,5
|
-12
-8,5
-4’5
-0,75
2,75
5,75
7,5
7,5
4,5
-2,5
|
Gambar 1.1 [4]
Dari tabel tersebut produsen akan menjual
produknya sebanyak 8 unit yaitu pada saat selisih antara TR dan TC adalah yang
paling besar. Dengan tingkat harga yang terjadi di pasaran sebesar 5, maka
produsen akan memperoleh keuntungan maksimum yaitu sebesar 7,5.
2. Pendekatan Marginal (Marginal Approach)
Analisis marginal ini mirip dengan analisis
mencari kepuasan maksimum. Analisis ini mendasarkan pada satu konsep yaitu
keuntungan marginal yakni tambahan keuntungan total sebagai akibat tambahan
satu unit output. Untuk mencari jumlah output yang menghasilkan
keuntungan maksimum dapat digunakan patokan sebagai berikut “Jika keuntungan
marginal masih positif dengan menambah satu unit output maka output harus
ditambah dan apabila keuntungan marginal negative dengan menambah satu unit
output maka output harus dikurangi sampai keuntungan atau laba marginal= 0”.
Dalam pendekatan marginal perhitungan laba
dilakukan dengan membadingkan biaya marginal (MC) dan pendapatan
marginal (MR). Laba maksimum akan tercapai pada saat MR=MC. Suatu perusahaan akan menambah keuntungannya apabila menambah
produksinya pada saat MR>MC yaitu hasil penjualan marginal (MR)
melebihi biaya marginal (MC). Dalam keadaan ini pertambahan produksi dan
penjualan akan menambah keuntungannya. Dalam keadaan sebaliknya, yaitu apabila
MR<MC, mengurangi produksi dan penjualan akan mmenambah untung. Maka
keuntungan maksimum di capai dengan keadaan di mana MR=MC berlaku.[5] sehingga
π=TR-TC.
Q
|
P=MR
|
MC
|
Keuntungan Total
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
|
-
1,5
1
1,25
1,5
2
3,25
5
8
12
|
-12
-8,5
-4,5
-0,75
2,75
5,75
7,5
7,5
4,5
2,5
|
Gambar 1.3
Pada tabel di atas dicari kondisi pada saat
MR=MC dimana pada kondisi tersebut jumlah output yang dihasilkan adalah 8 unit
dan tingkat keuntungan yang diperoleh adalah sebesar 7,5.
3. Pendekatan Rata-rata
Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit
dilakukan dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan
harga jual output (P) . Laba total adalah laba per unit dikalikan dengan jumlah
output yang terjual. Dapat dijelaskan secara matematis π=(P-AC).Q.
Dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba
bila harga jual per unit output (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata
(AC). Perusahaan hanya mencapai angka impas bila P sama dengan AC.
Keputusan untuk memproduksi atau tidak
didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama
dengan AC, Perusahaan hanya mencapai angka impas bila P=AC. Keputusan untuk
memproduksi didasarkan pada perbandingan antara P dengan AC. Bila P lebih kecil
atau sama dengan AC maka perusahaan tidak mau memproduksi. Implikasi pendekatan
rata-rata adalah perusahaan atau unit laba usaha harus menjual
sebanyak-banyaknya(maximum Selling) Agar laba (π) makin besar.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan mengenai pemaksimalan
laba, maka dapat diambil kesimpulan seperti berikut:
1. Menurut Sunaryo keuntungan (laba) adalah selisih antaratotal
pendapatan dengan total biaya, yang merupakan insentif bagi produsen untuk
melakukan produksi.Pada intinya tujuan dari memaksimalkan laba adalah mencari
keuntungan bagi perusahaan tersebut yang sedang produksi.
2. Adapun pendekatan – pendekatan yang ada di memaksimalkan laba
sebagai berikut :
1. Pendekatan Totalitas (Totality Approach)
Pendekatan totalitas merupakan pendekatan dengan
cara membandingkan pendapatan total(TR) dan biaya total (TC) maka TC = FC + VC.
2. Pendekatan Marginal (Marginal Approach)
yaitu hasil tambahan hasil penjualan yang
diperoleh perusahaan dari menjual perunit lagi barang yang di produksi.
3. Pendekatan Rata – rata
Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit
dilakukan dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan
harga jual output (P) . Laba total adalah laba per unit dikalikan dengan jumlah
output yang terjual. Maka π=(P-AC).Q.
Memaksimalkan Nilai Perusahaan
Dalam ekonomi manajerial, tujuan utama manajemen dianggap
untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Tujuan ini diekspresikan dalam suatu
persamaan sebagai berikut:
Value = =
Dimana:
TRt = Total Revenue (total pendapatan) pada periode t
TCt = Total Cost (total biaya) pada periode t
TR = P x Q.
Faktor-faktor berpengaruh terhadap pendapatan (P*Q) adalah
Demand dan Supply:
· Disain produk
· Strategi
periklanan
· kebijakan harga
jual produk
· Kondisi ekonomi
secara umum; dan
· Tingkat
persaingan yang terjadi.
Proses keputusan memerlukan 2 langkah:
· Hub ekonomi
harus diekspresikan dlm bentuk yang tepat agar dapat dianalisis.
· Apl berbagai
teknik eval berbagai alt untuk memperoleh solusi optimal
Meminimumkan biaya
Cara meminimalkan biaya
7 langkah:
1. Mengubah fungsi tujuan dan fungsi batasan.
2. Menyusun persamaan kedalam bentuk tabel yang
disebut Tabel Simleks.
Tabel simpleks dalam bentuk simleks
Variabel dasar
|
Z
|
X1
|
X2
|
......
|
Xn
|
Xn+1
|
Xn+2
|
......
|
Xn+m
|
NK
|
Z
Xn+1
Xn+2
.
.
.
.
Xn+m
|
1
0
0
.
.
.
.
0
|
- c1
a11
a21
.
.
.
.
am1
|
- c2
a12
a22
.
.
.
.
am2
|
......
......
.......
.
.
.
.
......
|
cn
a1n
a2n
.
.
.
.
amn
|
0
1
0
.
.
.
.
0
|
0
0
1
.
.
.
.
0
|
......
......
......
.
.
.
.
......
|
0
0
0
.
.
.
.
1
|
0
b1
b2
.
.
.
.
bm
|
NK: Nilai kanan
persamaan (nilai yang ada di belakang sama dengan)
Variabel dasar :
variabel yang nilainya sama dengan sisi kanan dari persamaan
3. Memilih kolom kunci, untuk memilih kolom kunci
tersebut pilih kolom yang memiliki nilai pada garis fungsi yang nilainya negatif dengan angka terbesar.
4. Memilih baris kunci, untuk memilih baris kunci
kita gunakan rumus:
Untuk memilih baris
kunc, pilih baris yang mempunyai indeks positif dengan angka terkecil.
5 . Mengubah nilai pada baris kunci
ü Dengan cara membaginya dengan angka kunci,
Angka kunci:
perpotongan antara baris kunci dengan kolom kunci.
6 Mengubah nilai selain pada baris kunci
Baris baru = baris lama
– ([koefisien pada kolom kunci] x [nilai baru baris kunci])
7 Ulangi langkah ke-3 sampai langkah ke-6, jika
baris fungsi pada fungsi tujuan masih ada yang bernilai negatif.
Tabel Transportasi VAM (Vogel Approximation)
Ke
Dari
|
Gudang
A
|
Gudang
B
|
Gudang
C
|
Kapasitas
|
|||
Pabrik
W
|
|||||||
Pabrik
H
|
|||||||
Pabrik
P
|
|||||||
Kebutuhan
|
Fungsi tujuan:
Mengoptimalkan biaya transportasi dari satu sumber ketempat yang
lain yang membutuhkan.
Contoh KAPASITAS dan KEBUTUHAN SAMA,
Suatu perusahaan PT.WM, mempunyai pabrk di Parigi, Ciamis dan
Cilacap. Dengan kapasitas yang Pabrik 90 Ton, pabrik Ciamis memiliki kapasitas
60 Ton dan kapasitas yang dimiliki Pabrik di Ciacap 50 Ton, total seluruh
kapasitas produksi dari semua pabrik adalah 200 Ton.
Selain itu PT. WM memiliki gudang penjualan di Bandung yang
kebuuhannya 50 Ton, gudang di Cirebon 110 Ton sedangkan di Magelang 40 ton
Total 200 Ton.
Biaya angkut dari pabrik ke gudang-gudang tersebut adalah;
-
Pabrik Parigi:
o Biaya angkut ke Gudang Bandung Rp 20.000/Ton
o Biaya angkut ke Gudang Cirebon Rp 5.000/Ton
o Biaya angkut ke Gudang Magelang Rp 8.000/Ton
-
Pabrik Ciamis
o Biaya angkut ke Gudang Bandung Rp 15.000/Ton
o Biaya angkut ke Gudang Cirebon Rp 20.000/Ton
o Biaya angkut ke Gudang Magelang Rp 10.000/Ton
-
Pabrik Cilacap
o Biaya angkut ke Gudang Bandung Rp 25.000/Ton
o Biaya angkut ke Gudang Cirebon Rp 10.000/Ton
o Biaya angkut ke Gudang Magelang Rp 19.000/Ton
Pertanyaan:
Berapa besar biaya angkut optimal???????
Langkah-langkah;
1. Susun kebutuhan kapasitas masing-masing sumber
dan biaya pengangkutan ke matrik tabel transportasi.
2. Cari perbedaan pada 2
biaya terkecil dalam nilai absolut, yaitu biaya
terkecil ke-2 untuk setiap baris dan kolom.
3. Pilih 1 nilai perbedaan yang terbesar diantara
semua nilai perbedaan pada setiap kolom dan baris .
4. Isi pada salah satu segi empat yang
termasuk dalam kolom atau baris yang terpilih, yaitu pada segi
empat pada biaya terendah diantara segi empat yang lain pada
kolom atau baris baris tersebut.
5. Hilangkan baris atau kolom yang suda diisi
maksimum.
6. Tentukan kembali biaya pada langkah kedua
untuk kolom dan baris yang belum terisi, jika masih belum tersisi maksimum,
ulangi dari mulai langkah ketiga hingga langkah kelima.
7. Setelah terisi semua hilangkan biaya
transportasinya.
8. Jika perbedaan biaya ada 2 yang besarnya sama
(yang satu pada kolom dan satu pada baris) maka lihat segi empat yang masuk
kedalam kolom maupun baris yang mempunyai nilai terbesar.
9. Jika segi empat ini memiliki biaya terendah
diantara segi empat pada baris dan kolomnya, maka isikan alokasi maksimum pada
segi empat ini.
10. Jika biayanya tidak terendah, maka pilih segi empat yang akan
diisi berdasarkan salah satu (baris terpilih atau kolam terpilih) sesuai dengan
langkah keempat dankelima.
Jawaban:
Pabrik
|
Kapasitas Produksi (Ton)
|
Gudang
|
Kebutuhan (ton)
|
|
Parigi
Ciamis
Cilacap
|
90
60
50
|
Bandung
Cirebon
magelang
|
50
110
40
|
|
Jimlah total
|
200
|
200
|
hasilnya
seperti ini:
Ke
Dari
|
Gudang
Bandung
|
Gudang
Cirebon
|
Gudang
Magelang
|
Kapasitas
|
|||
Pabrik
Parigi
|
20
|
5
|
8
|
90
|
|||
60
|
30
|
||||||
Pabrik
Ciamis
|
15
|
20
|
10
|
60
|
|||
50
|
10
|
||||||
Pabrik
Cilacap
|
25
|
10
|
19
|
50
|
|||
50
|
|||||||
Kebutuhan
|
50
|
110
|
40
|
200
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar